#8
"sayang, kita udahan ya. aku bosen sama kamu"
Itu adalah pesan terakhir yang diberikannya kepadaku melalui short message service (SMS). Aku bingung, termenung, dalam hati ku berguman "apa yang sudah aku lakukan ya sampai sikapnya seperti itu". Dengan sigap aku ambil kembali ponselku, aku hubungkan ke nomernya. "nomer yang ada tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar service area", tidak aktif lagi, gumanku. Maksudnya apa dia mengirimiku pesan seperti itu? bosan katanya? buat apa hubungan ini aku bangun selama 3 tahun? bagaimana bisa dia bosan? padahal kemarin lusa kami baru mengadakan makan malam romantis? apa ada yang salah dengan tingkah lakuku malam itu? begitu banyak pertanyaan diotakku. Dia wanita memesona, manis, pintar memasak, supel, berambut pendek, segar, dan tidak bisa diam itu benar-benar memenuhi otakku.
Aku tidak bisa tidur, aku benar benar gelisah, berbalik kekanan kekiri, terlentang, tengkurap semua posisi tidak membuatku merasa nyaman. Kenyamananku tak ada kabar, kenyamananku terusik, hanya dengan pesan berengsek itu. "sial" kataku dalam hati. Benar-benar tidak bisa diajak kompromi mata ini, aku terjaga semalaman, benar-benar tanpa kantuk. Kurasa kantuk telah hilang dicuri oleh pesan singkat itu.
Hari ini aku harus presentasi produk baru, dengan mata yang sembab karena kurang tidur pikiran yang melanglang buana ke sosok yang sama. Aku berjuang demi loyalitasku terhadap nama baik kantor dan tentunya nama baiku, seperti biasa penawaranku diterima dengan baik. "aku mamang pintar menyembunyikan sesuatu" katakaku dalam hati. Hari ini aku jalani terasa sangat lama sekali, aku tetap berusaha menghubungi dia dengan harapan mendapat penjelasan yang logis, dan ternyata tetap saja seperti itu.
Seminggu berlalu tanpa kabarmu, dengan pekerjaan yang menumpuk hal tersebut tidak membuat orang lain merasakan ada yang tidak beres dengan kehidupan pribadiku, namun memang sebenarnya selalu ada apa-apa setiap harinya, hari pertama kuhabiskan dengan tidak bisa tertidur, hari kedua kuhabiskan dengan berdiam di sebuah taman yang biasa kami jadikan tempat bercerita, hari ketiga kulalui menyusuri puncak sendirian, hari keempat aku tidak tahan lagi karena tidak ada kabar apa-apa darimu dan aku menghabiskan malam itu disebuah bar, sendirian. Hari ke lima pun hampir sama aku menghabiskan malam disebuah club, begitupun hari keenam dan ketujuh. Seminggu, hanya bisa tertidur selama 15 jam. Benar-benar seperti ingin mati pelan-pelan.
Hari berikutnya aku mulai berniat untuk mengunjungi kerumahnya, aku melakukannya karena memang tidak ada cara lain untuk menghubunginya. Sepulang dari kantor aku mengunjungi rumahnya, hanya sepi kudapati. Dengan mental yang cukup tinggi ku ketuk pintu tetangganya dan menanyakan dimanakah dirimu berada. Aku lemas, namun aku tak hanya diam. aku pergi dengan kecepatan tinggi menuju tempat dimana kau dirawat, ya dirawat. Kamar mawar 192, aku sudah berada didepannya. Aku lemas melihat sosok wanita yang tergeletak ditempat tidur dari kaca pada pintu.
Kuatur nafasku yang tersengal-sengal, aku mengetuk pintu. Kulihat ibunya menoleh dan membukakan pintu, kulihat raut wajah yang khawatir dan sepertinya penuh beban. "dia rindu padamu, katanya ingin bertemu kamu, namun dia tidak menginjinkan ibu memberitahumu" kata ibunya sambil terisak. Aku masuk, dadaku sesak, aku menahan air mataku berusaha bertampang ceria.
"hai cantik, aku kangen sama kamu" kataku
"akupun begitu" katanya lemah
"proyekku sukses, aku naik pangkat, produkku diterima, aku ingin membagi kebahagiaan ini bersamamu, kamu cepet sembuh ya, nanti kita jalan-jalan lagi, senang-senang lagi ketawa-ketawa terus" kataku berusaha mencaikan semuanya.
"aku capek, kamu senang-senang sama yang lain aja ya, aku cuma mau ngeliat kamu, dan mau minta maaf" katanya
"maaf untuk apa? kamu ga salah, dan ga pernah buat salah, kenapa harus minta maaf, cepatlah sembuh aku akan selalu buat kamu senyum" kataku
"aku mau minta maaf karena aku ga akan bisa nemenin kamu, kabarin kamu lagi, dan ga akan bisa disamping kamu"
Dia terlelap, kilihat monitor sudah mengambarkan garis lurus. Kamu kenangan terindah dalam hidupku, batinku.
_15harimenulisdiblog_