Minggu, 30 Oktober 2011

SUBUH

          selama beberapa hari ini jadwal tidur saya memang tidak baik, subuh baru tidur, kemudian siang pun mendapat prioritas yang besar untuk memelapkan saya dalam bungkusan mimpi. ironis memang, disaat saya butuh orang untuk curhat hal yang menurut saya saja tidak penting, tidak ada orangnya. Lebih tepanya saya malu mungkin mendapati senyuman miris dari teman yang mungkin akan berfikiran bahwa saya cukup gila menanggapi hal-hal tak penting untuk hidup saya.
        malam yang kelewat malam sebenarnya menyimpan banyak sekali inspirasi, ya benar. banyak manusia yang rela tidak tidur malam demi merekam suaranya, dikarenakan suara pada subuh hari memang terlihat lebih indah. Saya termasuk orang yang sangat senang bermain dengan kata pada saat malam-malam. bukan berarti saya galau atau sedang sedih bahkan patah hati, tapi saya memang suka menyibukkan tangan mata, maupun pikiran saya kedalam nuansa kata per kata. 
         Subuh ini pun seperti itu, ditemani oleh tumpukan lagu yang siap di dendangkan, saya melaju dengan hentakan program scanning pada komputer saya, saya memacu mata saya untuk tetap tegar melihat huruf-huruf yang bergerak kekanan untuk membentuk suatu kalimat. saya bertarung dengan gemericik kipas angin yang sepertinya memanggil saya untuk mendekatinya. saya senang dengan situasi ini, walaupun memang kondisi ini tidak baik untuk diri saya.
         Ah, mulai kembali mengelantur pembicaraan saya, saya suka subuh yang penuh suara tuts keyboard yang mengaliun bergantian membentuk kalimat-kalimat indah dalam monitor dan membuat mata saya mulai lelah untuk meliriknya.

SAYA suka subuh :)

Senin, 17 Oktober 2011

SELING-an

         Selalu ada dia diantara aku dan kamu, selalu kamu dahulukan dia daripada aku. Mungkin aku cemburu, amat cemburu lebih tepatnya. Aku pribadi yang tidak bisa bilang 'aku sedang sedih nih, temani aku untuk menghilangkan kesedihanku' aku hanyalah pribadi yang bisa bilang 'aku baik-baik saja kok' kemudian hanya menangis sendirian. Beda sekali dengan dia, dia pribadi yang mampu mengatakan apa yang dirasakannya, dia pribadi yang mampu mengeluarkan apa yang benar-benar dia rasakan. Aku terbakar api cemburu!
         Aku senang melihatmu berada disampingku, tanpa solusi ataupun jalan keluar, hanya berada disampingku saja, sangat memberi aku kekuatan untuk bangkit. Terlalu berliku kode yang kuberi, selalu ada kata ada apa-apa di balik kata ketidak mengapaanku. Perasaan selalu tak ingin membagikan penderitaan kepadamu membuat aku harus terus tersenyun dikala sedih. Sampai suatu ketika mukin kau letih padaku. dan mulai berargumen mengenai kehidupan hubungan kita. 
"kamu ngerasa ga si kita kayak jalan ditempat, malah mungkin mundur?"
"maksud kamu?"
"iya, hubungan ini tuh kayak ngendap gitu aja, gak lancar, ga jalan. malah kelitan mengendap dan menghalangi jalan yang lain"
"coba kamu jelasin lebih sederhana?"
"ya gitu, stuck!"
"udah ga cocok, maksudnya??"
*hening*... "kurang lebih"
"kamu maunya putus atau break?"
"kalo kamu?"
"aku ga ngerasa ada apa-apa, tapi hubungan ini kan hubungan dua orang, kalo kamunya ngerasa udah ga bisa diterusin kenapa aku harus berjuang sendirian?"
"kita break aja dulu, introspeksi..."
"mending kita udahan, aku liat gelagat kamu maunya menuju kesana"
"okay fine! kita putus, mudah-mudahan kamu ketemu laki-laki yang lebih baik dari aku"
"kamu juga" 
tut ... tut... tut....

Hari berikutnya aku sudah mendapati kabar mengenai kamu yang sudah bersama dengan wanita lain. aku hanya bisa tersenyum miris dan mengguman "ada baiknya kita putus, dari pada break nantinya kamu malah terlihat memiliki selingan, bahagia dengannya ya"
Aku sudah bisa mengira, lagi-lagi dia yang bisa memenuhi hatimu. Memang hanya dia.

*nada dering panggilan*

"hai, kamu apa kabar?"
"baik"
"lagi dimana? dirumah?"
"iya dirumah, ada apa"
"maaf"
"buat?"
"kamu pasti udah tahu mengenai aku 4 bulan kebelakang ini" katanya lemah
"iya, tau. kamu bahagia kan?"
"aku diselingkuhin sama dia, dia ga bisa setia sama satu cowo"
hening... dia berbicara lagi...
"kamu mau maafin aku?"
"udah, dari mulai aku tahu soal kamu sama dia. Harusnya kamu lebih bahagia kan?"
"ga, kamu jauh jauhhhh lebih baik dari dia, maafin aku"
"telat, aku ga akan sering ketemu kamu nantinya...."
"emang kamu mau kemana?"
"aku udah belajar beradaptasi jauh dari kamu, dan ternyata itu mudah, aku menyadari dari dulu memang kamu jarang berada dideket aku. Aku udah bisa beradaptasi dan sadar akan itu, maaf aku ga bisa...bahagia disana ya"

aku melihat dia menangis, menangis? seperti menangisi aku?
Beradaptasilah dengan aku yang akan selalu mengamatimu dari jauh, dari alam yang sudah berbeda. Bahagia disana.

Selasa, 11 Oktober 2011

Tentang Saya Rasa dan Kekuatiran Ini

         Sudah lama sekali tidak menuliskan seuatu mengenai "Saya". Akhir-akhir ini banyak sekali yang membuat saya resah dan gelisah, mulai dari kebanyakan target, kebanyakan planning dan kebanyak yang diingini, satu lagi disertai banyak yang menuntut. Seharusnya memang saya ini sudah mencari dan mengembankan dunia saya sendiri tanpa perlu meminta belas kasihan orang tuayah lebih simplenya saya sudah punya pekerjaan tetap. Terkadang saya memang bekerja, "proyek mama", berkeja penggilan ketika ada panggilan di salah satu media massa cetak, dan saya pekerja dirumah saya sendiri (yang terakhir ini abaikan saja :p), memang kewajiban dari seorang wanitakan membersihkan rumah dengan orangtua yang bekerja dan tidak memilik saudara perempuan.
          Saya pernah membaca blog seseorang, dikatakan membuat sebuah skripsi atau tugas akhir itu mendewasakan, dan mudah-mudahan dengan proses yang sedang saya jalani ini membuat saya lebih dewasa. Perkembangan penulisan dari tulisan yang saya tulis juga mulai berubah, dari awal yang kerjaannya cuma "memaki" keadaan, sampai mulai bersyukur dan mulai membagi apa yang saya dapatkan di perkuliahan sampai mulai mencoba menulis cerpen-cepen fiksi. Saya memang suka sekali mencoba-coba sampai mungkin pada akhirnya saya jadi tahu mana-mana saja yang membuat saya paling nyaman.
         Saya sekarang sudah berumur 22tahun, dengan perasaan merasa bahwa kurang banyak ilmu yang saya serap selama perkuliahan dikelas, dan saya agak menyesal. Tapi ini semua proses kan? proses menjadi manusia. Saya bersyukur merasakan ini itu bahkan begini manupun begitu, banyak makna, banyak kata, dan banyak pengarapan, dengan banyak doa dan rasa bersyukur. Saya senang menjadi orang yang sanggup mengamati dalam waktu yang lama, saya senang menjadi orang yang mendengarkan dengan seksama, dan saya senang menjadi pribadi yang bisa memegang semua hewan yang memiliki bulu. (bahagianya)

pokoknya mau dibenci, dicinta, hidup saya bahagia karna semua rasa itu. :))

Mantan...

#12

percakapan melalui yahoomessenger 
moodbuster : hai...
                     buzz
                     hai bey, apa kabar kamu? lagi sibuk yaa?
gemilang      : ada apa?
moodbuster : kamu lagi apa bey? can i call you like that?
gemilang      : biasa, lagi ngurusin tugas kuliah, ga usah lagi lah panggil kayak gitu. its over. 
moodbuster : kamu udah ada yang baru ya bey?
gemilang     : menurut kamu? kan kamu juga yang minta ini semua berakhir. yaudah sekarang udah   selesai.
moodbuster : kalo akunya masi sayang gimana bey?
gemilang      : itu urusan kamu.
moodbuster : aku serius lho bey, aku mau tetep manggil kamu dengan kata bey.
gemilang      : kita udah ga ada apa-apa, dan itu kamu yang mau, sekarang salahin aja diri kamu sendiri.
moodbuster : kok malah nyalahin akunya?
gemilang      : permisi ya aku mau lanjut kerjain tugas dulu. selamat berfikir.

<gemintang is sign off>

         Aku si perempuan libra, aku memang suka sekali berargumen. Tapi untuk masalah percintaan, katakan tidak untuk kata argue. Memang benar tipikal libra ialah tipikal orang yang menjauhin konfik, dan kalo bisa dia berdamai sama semua hal. Aku termasuk salah satunya, bahkan dalam percintaan seperti ini. Moodbuster adalah nick matanku di yahoomessenger. Aku memang sakit, sangat sakit bahkan ketika dia meminta mengubah hubungan kedekatan kami yang amat dekat menjadi hubungan pertemanan, saat itu aku jatuh dan tanpa sebab yang aku sendiripun tak pernah tau.
        Memang sakit kawan, kau boleh bilang aku si ratu tega ketika kau minta untuk mengubah status itu, aku hanya menjawab dengan tatapan dingin dan terlihat tanpa perasaan dan sesegera mengatakan kata "oke" tanpa ada embel-embel lainnya. Aku bukan ingin terlihat baik-baik saja ketika kau memutuskan hubungan kita, aku hanya bingung, merasa dipermainkan lebih tepatnya. Hei mantan, janganlah mulai semuanya dengan mulut yang semakin penuh dengan gula, aku sudah kau berikan gula biang yang berlebihan, rasanya sudah pahit sangat pahit dan itu akan tetap pahit.
         Biarkan aku dengan diriku sendiri merasakan basgian gula murni yang lain dan tidak berlebihan, aku bukan sudah melupakanmu, ini proses. Kau yang minta, aku terima, dan kini jangan kau ikat aku kembali dengan gula biangmu.

aku hanya ingin merasakan gula murni yang tidak berlebihan. Hanya itu, rasa yang pas, tidak palsu, dan rasa yang membuat bahagia.

--15harimenulisdiblog--

Minggu, 09 Oktober 2011

HUJAN

#11

         Sampai detik ini aku sendiri masi belum bisa memastikan aku suka hujan atau terik. terik itu menyenangkan untuk bepergian dan mengabiskan waktu diluar rumah. Sedangkan hujan ialah satu momen indah, dingin dan berbau debu. Hujan memang punya rasa sendiri setiap bagiannya. Bau debu yang selalu membuatku menunggu ialah pertama kalinya hujan sehabis musim kemarau. Aroma debu yang menyengat, lambai-an bahagia dari pohon-pohon yang menemukan pencerahan untuk pertumbuhan mereka, titik-titik air yang membasahi bunga dipekarangan, dan disertai suara gemericik air di genting. Indah sekali, perpaduan yang pas dengan secangkir kopi instan panas dan stasiun radio favorit.
         Aku memang suka sekali menikmati hujanku (sebut saja begitu) diteras rumahku dan mendapti banyak anak kecil disebelah rumah berteriak-teriak kegirangan karena hujan. Banyak yang bahagia karena hujan, banyak momen indah seseorang disebabkan oleh hujan. Si hujan, yang setelah reda selalu meninggalkan jejak manis dilangit berupa pendaran tujuh warna yang sangat indah. Yang paling kuingat ketika hujan hanyalah sosok wanita tua yang senang duduk bersamaku menyesap secangkir kopi bersama dan berbagi cerita, Nenek, wangi debu ini, selalu membawa senyuman manismu dan keceriaanmu. Karna Kau satu-satunya orang yang amat tulus mencintai hujan, sekalipun menimbulkan genangan dimana-mana.
untukmu nenekku :')

Jumat, 07 Oktober 2011

JENDELA

#9

         Usang, kusam dan dengan sentuhan sarang laba-laba. Jendela dimana aku selalu melihatmu termenung ditengah rintikkan hujan. Jendela itu tak berpenghuni sekarang, hanya menyisakan sedikit cerita. Aku si pengagum rahasiamu, aku hanya berani melihat siluetmu dibalik tirai jendelamu. Cantik, sempurna. Ketika kau hempaskan tirai dan membuka jendela, lalu dengan santai duduk dan membaca buku favoritmu di jendela dengan posisi kesukaanmu, kaki terangakat. Aku seperti melihat dunia mu, aku seperti merasa sudah dekat denganmu. Rambut yang tergerai melambai diterpa angin, semilir angin membawa harummu ketempatku berdiri memandangimu. Wangi, segar, seperti wangi sabun itu adalah ciri khas mu.
         Bahagianya aku ketika tahu bahwa kau menyukai bacaan yang sama denganku, ya kami sama-sama menyukai cerita pendek, fiksi. Aku tak pernah berani untuk berkenalan denganmu. Bagiku, kau sosok tak tersentuh dan akan sayang sekali untuk disentuh. Kau adalah sosok yang harusnya hanya untuk dikagumi. Aku si "chicken" mungkin itu adalah julukan yang tepat bagiku. Pengagum rahasia yang sebenernya tidak tahu sma sekali bagaimana caranya untuk mengagumi seseorang. hanya berani memandang, mengagumimu dan hal terbesar yang pernah kulakukan ialah dengan menceritakan dirimu dalam blogku, lagi-lagi dengan nama samaran.
         Sampai suatu ketika aku tahu kau akan pindah, aku tak tahu lagi bagaimana bisa aku melihatmu dari kejauhan dan memandangmu serta menyoroti perasaanmu melalui tingkahlakumu dibalik jelndela. aku kebingungan, aku mulai hilang ara. Akhirnya dengan mengandalkan modal chicken ku aku menghampiri rumahmu sebelum kau pergi. aku meletakkan sebuah bunga lengkap dengan daun akar serta tanahnya, kuselipkan selembar kertas pengakuanku.
"tanamlah bunga ini dirumah barumu, aku titipkan secuil mataku pada bunga ini, untuk selalu memperhatikanmu, dan mengagumimu. jika sempat kunjungilah blogku, banyak kisah tentangmu kutulis disana, maaf kutulis tanpa ijinmu"
Salam hangat.
dari sebelah rumahmu-- Sipengagum rahasiamu

PESAN

#8

"sayang, kita udahan ya. aku bosen sama kamu"
Itu adalah pesan terakhir yang diberikannya kepadaku melalui short message service (SMS). Aku bingung, termenung, dalam hati ku berguman "apa yang sudah aku lakukan ya sampai sikapnya seperti itu". Dengan sigap aku ambil kembali ponselku, aku hubungkan ke nomernya. "nomer yang ada tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar service area", tidak aktif lagi, gumanku. Maksudnya apa dia mengirimiku pesan seperti itu? bosan katanya? buat apa hubungan ini aku bangun selama 3 tahun? bagaimana bisa dia bosan? padahal kemarin lusa kami baru mengadakan makan malam romantis? apa ada yang salah dengan tingkah lakuku malam itu? begitu banyak pertanyaan diotakku. Dia wanita memesona, manis, pintar memasak, supel, berambut pendek, segar, dan tidak bisa diam itu benar-benar memenuhi otakku.
         Aku tidak bisa tidur, aku benar benar gelisah, berbalik kekanan kekiri, terlentang, tengkurap semua posisi tidak membuatku merasa nyaman. Kenyamananku tak ada kabar, kenyamananku terusik, hanya dengan pesan berengsek itu. "sial" kataku dalam hati. Benar-benar tidak bisa diajak kompromi mata ini, aku terjaga semalaman, benar-benar tanpa kantuk. Kurasa kantuk telah hilang dicuri oleh pesan singkat itu. 
         Hari ini aku harus presentasi produk baru, dengan mata yang sembab karena kurang tidur pikiran yang melanglang buana ke sosok yang sama. Aku berjuang demi loyalitasku terhadap nama baik kantor dan tentunya nama baiku, seperti biasa penawaranku diterima dengan baik. "aku mamang pintar menyembunyikan sesuatu" katakaku dalam hati. Hari ini aku jalani terasa sangat lama sekali, aku tetap berusaha menghubungi dia dengan harapan mendapat penjelasan yang logis, dan ternyata tetap saja seperti itu.
         Seminggu berlalu tanpa kabarmu, dengan pekerjaan yang menumpuk hal tersebut tidak membuat orang lain merasakan ada yang tidak beres dengan kehidupan pribadiku, namun memang sebenarnya selalu ada apa-apa setiap harinya, hari pertama kuhabiskan dengan tidak bisa tertidur, hari kedua kuhabiskan dengan berdiam di sebuah taman yang biasa kami jadikan tempat bercerita, hari ketiga kulalui menyusuri puncak sendirian, hari keempat aku tidak tahan lagi karena tidak ada kabar apa-apa darimu dan aku menghabiskan malam itu disebuah bar, sendirian. Hari ke lima pun hampir sama aku menghabiskan malam disebuah club, begitupun hari keenam dan ketujuh. Seminggu, hanya bisa tertidur selama 15 jam. Benar-benar seperti ingin mati pelan-pelan.
         Hari berikutnya aku mulai berniat untuk mengunjungi kerumahnya, aku melakukannya karena memang tidak ada cara lain untuk menghubunginya. Sepulang dari kantor aku mengunjungi rumahnya, hanya sepi kudapati. Dengan mental yang cukup tinggi ku ketuk pintu tetangganya dan menanyakan dimanakah dirimu berada. Aku lemas, namun aku tak hanya diam. aku pergi dengan kecepatan tinggi menuju tempat dimana kau dirawat, ya dirawat. Kamar mawar 192, aku sudah berada didepannya. Aku lemas melihat sosok wanita yang tergeletak ditempat tidur dari kaca pada pintu. 
         Kuatur nafasku yang tersengal-sengal, aku mengetuk pintu. Kulihat ibunya menoleh dan membukakan pintu, kulihat raut wajah yang khawatir dan sepertinya penuh beban. "dia rindu padamu, katanya ingin bertemu kamu, namun dia tidak menginjinkan ibu memberitahumu" kata ibunya sambil terisak. Aku masuk, dadaku sesak, aku menahan air mataku berusaha bertampang ceria.
"hai cantik, aku kangen sama kamu" kataku
"akupun begitu" katanya lemah
"proyekku sukses, aku naik pangkat, produkku diterima, aku ingin membagi kebahagiaan ini bersamamu, kamu cepet sembuh ya, nanti kita jalan-jalan lagi, senang-senang lagi ketawa-ketawa terus" kataku berusaha mencaikan semuanya.
"aku capek, kamu senang-senang sama yang lain aja ya, aku cuma mau ngeliat kamu, dan mau minta maaf" katanya
"maaf untuk apa? kamu ga salah, dan ga pernah buat salah, kenapa harus minta maaf, cepatlah sembuh aku akan selalu buat kamu senyum" kataku
"aku mau minta maaf karena aku ga akan bisa nemenin kamu, kabarin kamu lagi, dan ga akan bisa disamping kamu"

Dia terlelap, kilihat monitor sudah mengambarkan garis lurus. Kamu kenangan terindah dalam hidupku, batinku.

_15harimenulisdiblog_

Rabu, 05 Oktober 2011

Taman Kanak-kanak

#6        

         Aku, laki-laki dewasa perawakan lumayan dan aku sangat mencintai Bitha, sangat, sangat cinta. Gadis kecil, manis, ceria, dan cukup cerewet itu selalu menyita perhatianku. Tabitha, biasa kupanggil dengan Bitha. Gadis itu yang membuat waktu makan siangku selalu penuh dengan canda, dia yang selalu menjadi anak pengobat segala asaku. Bukan, Bitha bukan anakku. Dia anak dari kakak perempuanku. Sejak memutuskan untuk memasukkan Bitha di taman kanak-kanak aku langsung meminta untuk selalu menjemputnya. Aku adalah seorang yang beruntung, kenapa tidak? disaat orang lain sibuk mencari dan dikejar dengan "deadline" menikah aku justru merasa hari-hariku amat indah. Indah karna aku tidak pernah merasa kesepian, ya ada Bitha disampingku.
         Sampai suatu ketika, Bitha pulang agak terlambat, beruntung pekerjaanku tidak banyak jadi dengan sabar aku menunggu dia pulang. Sebenarnya bell sudah berbunyi dari tadi, namun ada beberapa anak yang dipanggil untuk menjadi pemeran utama dalam pentas 3 bulanan. Aku duduk dibawah pohon yang rindang dan ditemani dengan semilir angin yang sejuk, seketika aku seperti terlelap.
         Tiba-tiba ada yang mengguncang bahu ku, dengan cuek aku tetap menikmati lelapku. "Pak, pak, bangun pak" aku mendengar suara merdu, namun samar. Aku tidak begitu terusik dengan suara itu. Kemudian aku mendengar lagi "pak, pak bagun..." dan aku mendengar suara bitha seperti menjerit "Ommm, banguun dong, bitha udah selesaii pulanggg yuu, bitha laper ni". Aku terbangun, dan kuliahat sosok jelita, tersenyum. Aku salah tingkah. "eh, iya maaf ya bu, bitha om ketiduran" 
         Wanita itu masih tersenyum, manis sekali. Tiba-tiba Bitha bersuara "om kenalin, ini ibu guru Bitha, biasanya bitha panggil ibu cantik" "iya emang cantik ya Bith, kenalin saya Yefta, om.nya Tabitha" kataku sambil menjulurkan tangan seraya menyalam. "saya, Kalea gurunya bitha" katanya membalas jabatan tanganku. "ooo, jadi ini om nya Bitha yang sering kamu ceritain sama ibu?" katanya seraya menunjukku. Lagi-lagi aku salah tingkah. "iya bu, bener kan yang aku bilang, om ku ganteng, ibu mau ga jadi pacarnya om?" aku tersentak dan langsung berkata "Bitha, ga boleh gitu ngomongnya sama ibu gurunya". "ga papa kok, om nya Bitha, saya maklum, namanya juga anak-anak" kami terkekeh bersama. "om, Bitha lapeeerr makan yuu" kata bitha memecahkan suasana. "ayuk, Bitha mau makan dimana?" "ditempat biasa kita aja ya om, tapi ibu ikut ya bu" kata bita yang membuat aku semakin salah tingkah. "ibu, ibu... kok ajakan Bitha ga disautiinn" katanya sambil merengek kecil. 
        "emmm, gimana ya bith, eemmm..." "ga mau tau ibu pokoknya harus ikut ya bu bu, ibu caaanntiiikk" kata bitha memotong pembicaraan gurunya. Aku hanya diam menyaksikan dan berharap dalam hati supaya ibu guru ikut kami makan siang. "boleh deh" kata ibu itu dengan baiknya. Kemudian kami makan ditempat biasa aku dan bitha menghabiskan waktu makan siang. kami bersenda gurau, dan menceritakan hal-hal lucu, dan hubungan ku dengan Kalea terus berlanjut, kami memiliki masa-masa indah bersama merajut masa depan bersama, dan aku bertekat, ya memang dia ada sosok yang Tuhan kirimkan untuk memenuhi sanubariku. kami merencanakan masa indah bersama-sama namun tiba-tiba semua putih, buram dan terlihat ada cahaya terang, aku tertegun mendengar teriakan Bitha, dan aku terbangun dari mimpi yang sangat indahhh...

--15harimenulisdiblog--

Senin, 03 Oktober 2011

HILANG

#5        

         Aku terdiam, hanya mampu membayangkan sosok dirimu saja sudah merupakan keuntungan untuk diriku. Aku, Gadis 20tahun, kesepian, dan sepertinya belum bisa move-on. Aku sesosok gadis pemujamu. Maaf, aku hanya bisa menitikkan setitik air dari ujung mataku. Aku mungkin hanya segelintir dari memorimu. Kamu, keluargamu, sifatmu, semuanya tentangmu. Aku rindu.
        
         Aku ingat kata-kata terakhirmu "kamu selalu ada disini" sambil menunjuk bagian dada. Aku benci mengingat kata-kata itu, kalau saja kau tidak mengatakan itu, aku merasa kau takkan pergi menghilang. Aku ini kau anggap apa? setelah kau puji lalu kau pergi. "sial" kataku dalam hati. Harusnya kau bilang "aku tak ingin kau ingat, aku benci kau" begitu lebih baik. Kembali aku membasahi pipiku, malam ini pada tanggal ini tepat 1 tahun aku kehilanganmu.

         Hembusan angin meyerukan suaramu berbisik padaku selalu dengan kalimat itu "kamu selalu ada disini". Anginpun mengantarkan aromamu kerongga-rongga indra penciumanku. Ya, aku tahu kau selalu disini, bersamaku, dan kau memang masih dan akan selalu memiliki tempat terbaik dihatiku.

Bahagialah disana sayang... tunggu saatku tiba berjumpa denganmu 

--15harimenulisdiblog--

Minggu, 02 Oktober 2011

TIMELINE

         Dalam dunia per-twitter-an kita pasti sudah sangat amat mengenal apa yang disebut dengan timeline, timeline sekiranya serupa dengan newsfeed di facebook, serupa dengan recent update di BBM. Timeline bisa jadi mood buster juga buat kita para pecinta dunia maya. Saya salah satunya, saya adalah pengagum orang-orang yang dengan mudah membuat kata-kata yang menjadi suatu kalimat 'surga'. Surga yang saya maksudkan disini ialah indah, keindahan, kemolekan, dan keanggunan dipaparkan melalui suatu kalimat.
         Dapat dikatakan bahwa twitter adalah diary 140 karakter yang kita punya dan dapat membuat kita menuliskan apapun yang kita rasakan. Banyak hati menyatu melalui timeline, banyak kata-kata tersirat dalam twitternya. Dia, laki-laki, dengan pendidikan lumayan, dengan tampang lumayan pula mulai menggelitikku. Dia yang selalu menyapa dengan menggunakan pujian-pujian halus, dia yang membuat saya tetap bersedia membuka twitter dan mengamati timeline yang ada. Saya mengaguminya.

"da, da, kamu kok percaya si sama kata-kata gombal kayak gitu? itu mah dia aja kali agaknya gatel dan tipikal orang yang suka mengumbar kasi sayang"
"ntahlah, saya juga tidak terlalu yakin, tapi saya suka gombalannya"
"ah, kamu sih kelamaan sendiri, jadi gini ni, kalo ada yang kasi kata-kata manis langsung lupa daratan"
"lupa daratan apanya? saya sadar 100%"
"iya, tapi kamu lupa kalo dia itu playboy!"
"hahaha, playboy cap badak ya? :P"

Sampai suatu ketika kami melakukan date pertama kami. Saya bukan sosok yang mudah dan dapat dengan cepat berkomunikasi ketika pertama kali bertemu dengan seseorang, even kami sudah sangat dekat didunia maya, saling mengirimi DM, saling ber-sms saling bertelephone. Dia hangat, hangat sekali. dia tahu sekali bagaimana membuat muka saya berwarna kemerahan. Akhirnya saya mulai merasa nyaman dengan perbincangan kami, saya mulai dengan cakapnya bertutur, berbagi cerita, barbagi rasa. Kami menghabiskan hari berdua, waktu begitu cepat, hingga kulirik arlojiku, ya sudah pukul 22.30. Saya memutuskan untuk pamit pulang, dia memang pribadi yang hangat, dengan baikhatinya dia mengantar saya pulang. Malam ini ialah malam pertama bertemu dan malam terakhir bertemu.

Selamat berbahagai kawan. Disanalah tempat abadimu. Cintamu tetap terpatri di timeline saya.


--15harimenulisdiblog--

Sabtu, 01 Oktober 2011

PERKENALAN

         Pagi itu pagi yang syahdu, suara saxofon dan piano mengalun perlahan membawaku kedalam nuasa alam surgawi. Aku seorang anak perempuan yang duduk diapit oleh ayah dan ibuku, dan ditemani oleh kedua kakak lelakiku. Kami mulai menyanyikan sebuah pujian dengan syahdu, dan mulailah terdapat titik air dimataku, bukan, bukan karna terharu. Aku mengantuk. Aku memang suka sekali tidur larut malam.
         Dalam setiap prosesi aku manjalankan semuanya tanpa tertidur. Puji Tuhan. Terlihat diujung ibuku sibuk membangunkan kakakku yang kurang lebih sama sepertiku, mengantuk. Entah apa yang membuat kami terlihat begitu tidak sopannya kepada Sang Pencipta, terliat acuh dan seperti tidak menghargai. Kami memang dipaksa untuk mengikuti Ibadah pagi oleh kedua orang tua kami. Bukan, ini bukan salah mereka juga, dalam keluargaku kami memang memiliki tradisi untuk bersama-sama beribadah minimal sekali dalam sebulan, dan sebagai anak mereka kami telah menyetujui tradisi ini. Sebenarnya ibadah pagi tidak rugi juga, kami bisa melakukan kegiatan kami setelahnya.
         Kami mendengar khotbah berkumandang, mengalun-alun seperti mengajak mata kami untuk merapat, menjadi satu garis yang simetris. Dengan sigapnya ibuku memberikan sebuah permen kepadaku sambil berbisik "Makan ini, biar tidak mengantuk, dan kamu bisa mendengarkan apa yang Pendeta katakan. Kalau ada yang tidak kamu pahami, tanya sama mama dan papa ya". Ibadah pagi memang identik dengan bahasa daerah, saya mengerti, hanya saja dalam bahasa batak terdapat banyak kata-kata kiasan dan cerderung bermakna ambigu, sehingga dengan penuh kerendahan hati apabila orang tuaku melihat aku tidak tertawa ketika Pendeta memberitakan sesuatu yang lucu mereka dengan sabarnya akan memberi tahukan artinya.
         Ibadah berlangsung kurang lebih sekitar dua jam. Ketika ibadah selesai, aku langsung mengambil jalan pintas untuk keluar dari gedung ini, aku mengambil jalan melalui pintu samping. Aku sudah tiba terlebih dahulu di depan pintu utama, dengan tatapan tajam aku berusaha meneroboskan pandanganku untuk mencari-cari wajah orang tuaku, dan sayangnya tidak ditemukan. Aku mengambil keputusan untuk menyingkir dan menunggu dipinggir, sehingga tidak mengganggu perjalanan orang lain. Tanpa sadar aku membentur bahkan hampir menjatuhkan bawaan seseorang. "sorry ya" kataku tanpa melihat wajahnya sedikitpun, dengan sabarnya dia menjawab "ga papa kok". Suaranya menggetarkan sanubariku, dengan malu-malu kulirik wajahnya dan ternyata dia juga melirikku. Dia tersenyum, tersenyum padaku dan berkata "selamat hari minggu" sambil menjulurkan tangan kanannya untuk menjabat tanganku. "ya, selamat hari minggu juga" kuraih tangannya dan kami berjabat tangan.
         Seperti itulah perkenalan kami, hanya dalam samar-samar ku mengingat deruan suaranya. Hanya dalam terpejam ku bisa melihat wajahnya dengan sempurna. Hanya dengan menggengam tanganku ku bisa merasakan lekukkan tangannya, tangan yang besar, tidak terlalu halus dan hangat. Hanya itu.
dibuat dalam rangka #15harimenulisdiblog