Sabtu, 10 Desember 2011

Desember

"hai..." kataku menyapa seorang anak kecil. dia membalasku dengan tersenyum.
"sedang apa sendirian disini? boleh kakak duduk disini?" kataku bertanya kembali.
"boleh, duduk aja. aku ya lagi duduk-duduk aja disini" katanya singkat.

kami terdiam, yang ada dalam benakku hanya satu, anak seusia seperti ini sudah berani duduk sendirian dipinggir jalan, entah untuk menunggu siapa atau untuk menghabiskan waktu luang. tatapan matanya tajam sekali mengarah kedepan, entah apa yang ia lihat. hanya mobil yang berlalu lalang dan orang-orang yang sibuk ingin tiba dirumah secepatnya. aku hanya bisa menyaksikan awan yang seharusnya terlihat senja justru malah gelap oleh deru dan asap dari kendaraan umum yang berlalu-lalang. dia amat tenang, diam terkadang terlihat seperti memperhatikan satu hal kemudian mulai memperhatikan sekeliling.
aku memulai pembicaraan kembali.

"jam segini, kamu ga pulang? ga takut cariin sama orang tua?" kataku.
"aku udah ga punya orang tua ka..." katanya tersenyum manis sekali.
"maaf ya dek, kakak ga tahu..."
"gpp kok kak, aku aja mungkin sudah hampir lupa rupa dari orang tuaku.." katanya dengan senyum mengembang.

aku diam. bingung mau menanggapi apa.

dia melihatku dan mulai bertanya "kakak sendiri kenapa tidak pulang"
"jam segini masih macet, kakak lebih suka mengunggu sebentar, tidak usah desak-desakan dan tidak harus berlari-larian untuk mengejar kendaraan" kataku simple.

dia semakin tersenyum, "kakak itu persis seperti abangku, rela pulang lebih malam dan sampai dirumah lebih malam untuk menghindari macet"
"ohh, iyaa? memang jakarta ini harusnya kita sebut kota tua dijalan, perjalanan mendominasi waktu kita memulai segala sesuatunya" kataku

"ini pertama kalinya aku mencoba memperhatikan banyak orang yang sibuk dan bersikeras memasuki kendaraan yang memang tidak muat lagi, lucu rasanya" katanya berlagak sok tua.
"memang kamu pernah naik bus atau angkutan umum dari sini?"
"belum"
"pantas, kesan pertamamu terlihat begitu menakjubkan"

"tapi itu lebih menyenangkan dari pada harus terus sendirian, dan kesepian"

aku hanya tersenyum dan berkata dalam hati, "kamu bijak sekali"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar