Ini Kali kedua dari kisah mengenai sahabat yang kembali kepelukan Sang Pencipta.
Lagi-lagi ketika menuliskan ini, dadaku agak sesak dan agak takut.
hai kawan, kamu sudah tenang.
sakit kamu sudah diambil.
kamu harus bahagia ya.
Tuhan baik kan? Dia amat baik kan?
salam ya pada-Nya.
Selamat jalan dalam cinta Kawan.
Senin, 27 Agustus 2012
Kamis, 23 Agustus 2012
Di Jarimu
Di Jarimu.
Karya Bernard Batubara
Laksmi, dipermukaan mataku kau menuliskan luka,
Lalu memaksa bibirku yang sedang kau lumat dengan ucapan perpisahan membaca kata demi kata.
Kita begitu fasih mengahancurkan pilihan dan tak pernah tahu bagaimana caranya mengembalikan.
Sementara air mata sibuk mencari jalan pulang,
Takdir melingkar tenang dijarimu serupa kegagalan yang memaksa untuk diingat.
Aku tak mampu menulis ditanganmu,
Sebab sebuah genggaman tak cukup menahan puluhan rencana kepergian.
Kita begitu hapal cara saling menemukan,
Tapi tak pernah tahan bagaimana cara bertahan.
Didadamu ada tulisan yang tak pernah selesai.
Tentang rindu yang lumpuh ditengah jalan dan cinta yang mekar di tempat lain.
Jauh dari yang tak akan kembali,
Jauh dari yang tak akan pernah terjadi....
dan puisi ini bisa didengar disini
Karya Bernard Batubara
Laksmi, dipermukaan mataku kau menuliskan luka,
Lalu memaksa bibirku yang sedang kau lumat dengan ucapan perpisahan membaca kata demi kata.
Kita begitu fasih mengahancurkan pilihan dan tak pernah tahu bagaimana caranya mengembalikan.
Sementara air mata sibuk mencari jalan pulang,
Takdir melingkar tenang dijarimu serupa kegagalan yang memaksa untuk diingat.
Aku tak mampu menulis ditanganmu,
Sebab sebuah genggaman tak cukup menahan puluhan rencana kepergian.
Kita begitu hapal cara saling menemukan,
Tapi tak pernah tahan bagaimana cara bertahan.
Didadamu ada tulisan yang tak pernah selesai.
Tentang rindu yang lumpuh ditengah jalan dan cinta yang mekar di tempat lain.
Jauh dari yang tak akan kembali,
Jauh dari yang tak akan pernah terjadi....
dan puisi ini bisa didengar disini
Kamis, 02 Agustus 2012
kamu, aku, dan keluarga kita.
hai kamu, sudahkan mendapatkan gamabaran yang baik mengenai aku?
aku tetap membawa kamu dalam doaku, aku tetap meminta tak jemu-jemu kepada Sang Pencipta soal dirimu. aku harap, ketika akhirnya kita bertemu. aku, kamu dan keluarga kita bisa menyatu. Kuharap kudapati banyak restu ketika berhubungan dengan mu nantinya.
kenapa aku membahas restu? aku ini anak yang tidak ingin melihat mama dan papaku bersedih ketika akhirnya kita menjalankan suatu hubungan. aku juga tidak akan pernah bisa menjalani suatu hubungan ketika orang tuamu tidak menginginkan ada kita diatara aku dan kamu. dengan adanya restu terbesar dari Tuhan, aku amat yakin sekali dengan restu yang kita dapat dari orang tua kita.
wahai kamu yang masih samar, aku merasa kau sangat nyata dalam doaku.
ketika nantinya kita dipertemukan oleh Tuhan, kiranya hati yang terluka akan masa lalu kita masing masing dapat sembuh total, kita bisa saling membalut satu sama lain.
hai kamu yang selalu menghiasi ilusi-ilusiku, ketika nantinya kau nyata, aku harap kita akan semakin bertumbuh didalam Tuhan.
salam kasih,
dari yang mendoakanmu.
Langganan:
Postingan (Atom)