Jumat, 20 Juli 2012

bicarakan?!!

tatapan mata yang paling aku suka itu cuma punya kamu. hangaaat sekali, sepertinya aku mulai kecanduan sorot mata itu. batinku tertegun, kamu kan terlihat seperti meledekku setiap berdekatan denganku, namun kenapa hati ini tentram?
pertanyaan demi pertanyaan bergulir cepat dikepalaku, aku selalu bertanya mengenai kebenaran hatiku ini. aku yang makin lama makin merasa ranum oleh ribuan hempasan aroma bunga, seperti berjalan mengelilingi kebun teh. lengang, lega, segarrr sekali.
ahhh! memang aku kencanduan kamu.

"hai... " katamu sopan. saat berjumpa dengan dirimu selalu saja aku mendapat sebuah rangkulan darimu, wangimu itu... aku hapal sekali. aku suka.
hanya tersenyum dan melanjutkan kembali perjalanan yang kutuju ialah respon awal yang selalu kutunjukkan ketika menghadapi sapaan mu.
sesungguhnya aku hanya malu, malu ketika kau tau aku lebih dulu menyukaiku kau akan pergi jauh dan tak pernah lagi mau menjadi teman ku.

aku rela hanya menjadi temanmu, supaya aku bisa selalu berdekatan denganmu, batinku.
aku hanya berani membawa mu dalam doa, hal paling berani yang pernah aku lakukan adalah menceritakanmu dalam blog ku, tentu saja dengan nama samaran, aku mana punya nyali untuk mencantumkan namamu dengan terang-terangan.

suatu pagi, dengan ritual hai dan rangkulanmu, tiba- tiba kau berbisik.
"aku membaca blogmu, indah, kamu pandai sekali..."
rasanya nafasku tercekat, namun aku pura-pura tidak merasa ada apa-apa... kemudian merespon "kenapa baru sadar aku pintar? :p" kataku.
"aku suka, sangat suka" kembali dia melontarkan itu.
aku terdiam, tercekat, mau pingsan (ini berlebihan). namun ku percepat langkah kakiku, aku takut kau tahu bahwa orang yang kumaksudkan dalam blog tersebut adalah dirimu.
di depan kelas, kau berbisik kepadaku "kenapa kamu ga bilang langsung sih, aku tunggu jam makan siang ditempat biasa" katanya lalu pergi.

dalam perkulihan aku hanya bisa merenung, membayangkan apa yang akan terjadi nanti. dalam hati aku mengata-ngatai diri sendiri, dia bukan anak yang bodoh tidak mungkin dia tidak menyadari hal itu.
aku diam, namun mau apalagi. jam makan siang aku datang ketempat dimana kami biasa menghabiskan waktu. 

dia datang, memelukku erat. aku terbujur kaku, entah ada apa dengannya. aku heran.

dalam pelukannya aku merasa dia berbisik..
"aku tidak akan pernah membiarkan mu dan diriku menerka-nerka sendiri, aku sudah tau, dan kau harus tahu. aku ingin selalu menjadi pribadi pertama yang merasakan sedihmu, senangmu, khawatirmu. berbagialah selalu dengan ku"

pelukannya semakin erat dan aku nyaman dilingkupi pelukan sehangat ini.
bisikku "teruslah menjadi lengan yang membuatku nyaman, disituasi apapun..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar